Pariwisata Halal Indonesia Belum Mampu Rajai Wilayah Asean, Peran Muhammadiyah Ditunggu

 Pariwisata Halal Indonesia Belum Mampu Rajai Wilayah Asean, Peran Muhammadiyah Ditunggu

MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG – Meski potensi industri halal di Indonesia amatlah besar, sayangnya industri itu belum sepenuhnya terkelola dengan baik. Di wilayah Asia Tenggara, industri halal Indonesia, terutama sektor pariwisata halal menduduki peringkat empat, kalah dengan Malaysia dan Thailand yang telah bergerak lebih dahulu sejak 2006/2008.

Untuk mengejar ketertinggalan ini, Bappenas sendiri pada 2018 telah mencanangkan konsep value chain pariwisata halal yang terdiri dari lima sektor berbeda yang saling terkait satu sama lain. Yaitu 1) destinasi pariwisata halal, 2) alat transportasi halal, 3) hotel dan akomodasi halal, 4) restoran dan kafe halal, 5) travel dan tours halal yang terintegrasi dengan sistem keuangan bank syariah.

“Untuk ekosistem pariwisata halal, pemerintah sudah merumuskan bahwa apa yang disebut sebagai ekosistem pariwisata halal adalah suatu lingkungan organik dan non organik yang bersinergi satu sama lain membentuk suatu tatanan mekanisme sistematis agar dapat menghasilkan produk dan layanan bagi kegiatan wisata halal,” terang Direktur LPH-KHT, Nadratuzzaman Hosen.

Dalam Seminar Pra Muktamar bertajuk “Peluang dan Tantangan Industri dan Pariwisata Halal” di UM Bandung, Kamis (12/5), Hosen menjelaskan bahwa pariwisata halal bukan berarti menjadi kaku karena berprinsip pada pedoman syariah. 

Pariwisata halal justru semakin ideal karena memberikan kenyamanan dan jaminan terhadap wisatawan muslim seperti ketersediaan tempat ibadah yang layak, fasilitas yang memenuhi kebutuhan seorang muslim, hingga jaminan makanan yang seratus persen halal.

“Saya sepakat bahwa (pariwisata halal) adalah masalah muamalah yang tidak boleh mempersulit orang. Yang mudah bisa dipermudah,” kata Hosen.

Selain itu, wisata halal menurutnya juga bakal meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan non-muslim. Hal inilah yang perlu digarap oleh Indonesia, termasuk peran dari Muhammadiyah guna memajukan pariwisata halal nasional dan mengejar ketertinggalan di wilayah Asia Tenggara.

“Kita tidak mengubah destinasinya, tapi menyiapkan fasilitas yang membuat nyaman dan aman bagi wisatawan asing dan dalam negeri,” pungkasnya. (afn)

Related post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *